Minggu, 04 September 2016

Dakwah Karena Allah Dakwah Untuk Semua

KH Hasan Abdullah Sahal tidak bisa menahan haru pada saat memberi amanah pada Reuni Akbar Alumni Pondok Modern Gontor, Sabtu, 3 September 2016. Beliau sesenggukan di depan panggung, menahan nafas sebentar, merasakan luapan kegembiraan yang luar biasa melihat 11.000 alumni Gontor tumpah ruah di bawah tenda raksasa yang dipasang memanjang dari depan Masjid hingga gedung Saudi.

Beliau senang sekali, sambil berkata: "Antum semua penting, tidak ada yang lebih penting antara satu orang dengan yang lain. Yang datang ke sini semuanya berpikir maksimal. Sudah berhari-hari, berbulan-bulan berpikir agar peringatan 90 tahun Gontor ini berjalan maksimal. Walaupun bukan hadis, saya katakan seperti qaul yang sering kita dengar 'i'mal lidunyaaka kaannaka ta'iisyu abadan wa'mal liaakhiratika kaannaka tamuutu ghadan'. Semuanya nomor satu, tidak ada yang dinomorduakan"

Beliau berpesan agar kita bekerja bukan untuk pencitraan belaka. Kekiaian dan kesantrian tidak perlu digembar-gemborkan. Orang yang tidak punya nama, akan mencari nama. Orang yang tidak punya titel, akan mencari titel. Orang yang tidak punya jabatan, akan mencari jabatan. Kita tidak termasuk itu.

Cukuplah mazahib yang sudah ada selama ini, Syafi'i, Hambali, dan seterusnya. Janganlah ditambah satu mazhab lagi yaitu mazhab jaibiyyah, pocketisme. Baru mau kerja kalau ada amplop. Ngga ada SK beramplop maka ngga mau kerja.

Pak Kiai menegaskan mengapa di Gontor selalu dinyanyikan lagu Indonesia Raya, sebelum Hymne oh Pondokku karena Gontor dan pesantren lain adalah pelaku perjuangan. Sejak zaman penjajahan, pesantren berada dalam garda terdepan untuk berjuang melawan penjajah.

Di sini, memang ada marhalahisme, penggolongan antar periode, yang dipelopori oleh Abu Sittin, alumni tahun 60an. Namun demikian, saat bertemu dalam satu kesempatan semua menjadi cair. Tidak ada lagi sekat-sekat yang membedakan antara satu periode dengan periode yang lain.

Alumni Gontor jika bertemu dengan alumni Gontor yang lain akan hilang semua sekat-sekat. Karena di Gontor diajarkan Fakultas Ukhuwwah Islamiyyah yang bisa jadi tidak diajarkan di Universitas lain. Kalaupun seseorang mempunyai paham lebih banyak Muhammadiyah atau NU, saat bertemu sesama alumni, semuanya mencair untuk kemudian bersatu dalam wadah keislaman. Pernah ada seorang yang sangat fanatik dengan paham Muhammadiyah, pokoknya semua menantunya harus Muhammadiyah. Tetapi ketika yang melamar anaknya alumni Gontor, maka NU-Muhammadiyah itu hilang, walaupun sesungguhnya yang melamar itu lebih dekat dengan NU. Gontor di atas dan untuk semua golongan. Tidak ada Nu tidak ada Muhammadiyah, yang ada mungkin Nahdlatul Muhammadiyah.

Kiai Ahmad Sahal berbeda, Kiai Imam Zarkasyi berbeda, Kiai Zaenuddin Fannanie berbeda. Tetapi yang ditunjukkan adalah perbedaan itu tidak boleh menjadi alasan berpecah belah. Mereka menunjukkan mampu bersatu bahu membahu membangun Gontor yang kita lihat sampai sekarang.

Satu Fakultas lagi yang ada di Gontor dan dicontohkan langsung oleh para pendiri adalah Fakultas Keikhlasan. Mungkin perbedaan para pendiri itu begitu banyak, terkadang keras, tetapi yang menyatukan semuanya adalah KEIKHLASAN. Tanpa keikhlasan, tidak mungkin Gontor bisa solid sampai sekarang.

Maka kita didik anak-anak untuk mandiri. Semuanya dari hasil didikan kita sendiri, agar mereka terbiasa menjadi pemimpin di masyarakat. Masa saya wasiatkan agar alumni Gontor bisa menjadi pemimpin di masyarakat, agar pemimpin bangsa ini di masa depan dipenuhi oleh jiwa kepondokmodernan, yaitu keikhlasan, kesederhanaan, berdikari, ukhuwwah islamiyyah dan kebebasan.

Bebas dalam berpikir, bebas dalam bertindak, asal jangan kebablasan, bukan bebas sebebas-bebasnya karena dibingkai dalam jiwa kepondokmodernan. Jangan sampai anak-anakku menjadi MUSFIR (Muslim tapi Kafir) ataupun MUNTABER (Munafik tapi Berhasil).

Tema peringatan 90 tahun ini adalah mengestafetkan nilai-nilai pondok untuk kemuliaan umat dan bangsa. Kami-kami ini rata-rata sudah 70 tahun. Sekarang ini, praktis kami hanya 30% melakukan tugas-tugas kepemimpinan, dan 70% sudah kami serahkan semuanya kepada para kader. Kita siapkan agar kapan saja kami dipanggil, para kader ini sudah siap.

Begitulah nasihat kiai Hasan itu terngiang, merasuk ke dalam mata hati dan jiwa. Tak terasa air mata saya ikut menitik sambil berbisik pelan, duhai diri, mereka sudah berjuang begitu banyak, apa yang sudah kau berikan untuk umat dan bangsa?

Gontor, 4 Sep 2016

*DAKWAH KARENA ALLAH DAKWAH UNTUK SEMUA*

Cara Membuat Cover Menggunakan Aplikasi Photo Grid

Cara Membuat Cover Menggunakan Aplikasi Photo Grid

Cover yang di maksud di sini, ukurannya lebih kecil dari cover pada umumnya. Jadi gak bisa di gunakan untuk menerbitkan buku betulan. Hanya bisa di gunakan untuk sekedar menulis cerita biasa. Maap Mimi tidak menggunakan gambar untuk menjelaskan langkah-langkahnya. Karena Mimi pakai hp. Gak bisa posting gambar. Maap double yak! :v
Melalui 3 tahapan:
-Pembuatan Bagian Depan
-Pembuatan Bagian Belakang
-Penyatuan
Oke, langsung aja checkit out..!!

**********Tahap 1***********

-Klik foto yang ingin di jadikan cover. Bisa lebihdari satu. Max. 9.

-Pindahkan ke Photo Grid Gaya Bebas.

-Atur tata letak foto sesuai selera (emang makanan? XD).

-Atur background dengan meng-klik icon 'Latar'. Pilih sesuka anda.

-Ketik judul, nama penulis, dan label buku yang di tengah (gak tau namanya) secara terpisah. Khusus untuk label buku, gunakan latar dengan meng-klik icon 'latar' pada pengaturan teks tersebut dan tempatkan secara horizontal/mendatar. Anda juga bisa mengubah gaya tulisan, bayangan, dll di pengaturan tersebut.

-Atur ukuran teks tersebut menggunakan tangan sampai mencapai ukuran yang di inginkan.

-Anda juga bisa menggunakan stiker. Klik icon 'stiker' lalu klikstiker yang anda inginkan. Setelah itu, atur tata letak stiker tadi.

-Setelah semua selesai, klik icon 'simpan' di kanan atas.

***********Tahap 2**********

-Klik sebuah foto.

-Pindahkan ke Photo Grid Gaya Bebas.

-Klik icon 'x' yang ada dikiri/kanan atas foto tersebut.

-Setelah foto lenyap dan background kosong, pilih latar untuk bagian belakang. Saya sarankan untuk menggunakan latar tahap pertama tadi. Supaya kelihatan enak, serasi, dan cocok. Atau bisa gunakan latar gambar. Klik Latar>Gambar>Pilih item.

-Ketik sinopsis dan biografi penulis secara terpisah. Untuk biografi,gunakan latar teks yangberbeda dari latar dasar.

-Jika biografi ingin menggunakan foto, anda bisa meng-klik icon 'tambahkan foto'. Pilih foto dari galeri anda. Lalu atur tata letaknya.

-Untuk menggunakan stiker, klik icon 'stiker'.

-Setelah merasa selesai, klik icon 'simpan'.

**********Tahap 3**********

-Klik cover depan dan belakang yang tadi anda buat.

-Pindahkan ke Photo Grid bagian 'Grid'

-Klik salah satu foto tersebut. Akan muncul pengaturan foto. Cari icon 'rit out' lalu klik. Lakukan hal yang sama pada foto satunya.

-Atur foto agar mempunyai ukuran yang sama. Dekatkan foto secara perlahan. Harus hati-hati. Jangan sampai ada bagian yang terpotong atau ada garis tengah di antara dua cover tersebut.

-Sesudah selesai, klik 'simpan'.

-Crop/Kerat foto tadi agar bagian putih di samping kiri, kanan, atas, dan bawahnya hilang.

TARAA!! Cover sudah jadi!!

Tips tambahan: Anda harus melihat dulu hasildari tahap 3 sebelum menghapus cover depan-belakang yang dibuat pada tahap 1 dan 2. Sehingga jika ada kekurangan, anda bisa mengulangi tahap ketiga dengan lebih telaten.

Terimakasih bagi yang udah baca! Ada pertanyaan? Tulis aja di kotak komentar.

Siklus Kenakalan Anak

*Untuk segenap orang tua*

*Refleksi Luar Biasa* dari Mas Agus Zainal Arifin (Dekan TI ITS dan penggagas Trend Science Tebu Ireng) bagi para orang tua maupun dosen/guru yang untuk sementara waktu berprofesi sebagai pengganti orang tua di rumah. Selamat menghayati dan mengamalkan 👇

*Urutan logika...siklus nakalnya anak dengan tidak bijaknya orang tua itu begini*:

*Karena anaknya nakal...maka orang tuanya murka.*

*Karena orang tuanya murka.. maka Allah juga murka.*

*Karena Allah murka...maka tidak turun rahmat di rumah itu.*

*Karena tidak turun rahmat di rumah itu...maka keluarga itu akan banyak masalah.*

*Karena keluarga itu banyak masalah...maka anaknya...tidak merasakan kebahagiaan dan tidak nyaman...sehingga akan makin nakal.*

*Prinsip inti siklusnya* sebenarnya masih pada orang tua...yakni: 👇

*Ridla Allah...berada pada ridlanya orang tua.*

*Murka Allah...berada pada murkanya orang tua.*

Maka *strategi* paling *efisien* untuk memutus rangkaian siklus itu...Insya Allah ada *pada bagian awal*...yakni *mencegah orang tua murka*... *Bila orang tua segera menghadapi anaknya...dengan kasih sayang dan tidak dengan kemurkaan* ...maka *orang tua itu...menunjukkan kepada Allah...bahwa mereka berdua ridla kepada anaknya...Tentu bukan ridla terhadap kenakalannya.. melainkan ridla kepada diri anaknya.*

Dengan memastikan ridla kepada anak..maka orang tua akan dapat melakukan 3 tahap ini:

*1. Segera memaafkan anaknya...tidak memarahinya sama sekali...dan segera berusaha memahami situasi apa yang sedang dihadapi anaknya.*

*2. Segera menemui...berdialog dan turut mendiskusikan...solusi terbaik apa yang harus diambil oleh anak...orang tua atau pihak lainnya...sambil terus mendoakannya.*

*3. Segera melupakan segala kesalahan anaknya tadi...dan tidak mengungkit-ungkitnya kembali.*

وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ

*"Bila kalian memaafkannya...menemuinya dan melupakan kesalahannya...maka ketahuilah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.* (QS 64:14).

Dengan *konversi murka* menjadi *ridla*...maka sekarang siklusnya jadi begini 👉 *Suatu hari anak itu nakal...Orang tuanya...segera melakukan 3 tahap itu...dengan penuh kasih sayang...sebagai wujud keridlaan mereka kepada anaknya.*

*Karena orang tua anak itu ridla...maka Allah meridlainya.*

*Karena Allah meridlainya...maka rumah yang penuh ridla itu...dirahmati Allah.*

*Karena rumah itu penuh rahmat Allah...maka keluarga itu penuh kasih sayang...sehingga jadi makin bahagia.*

*Karena keluarga itu bahagia...maka anak tidak akan sempat lagi nakal...sebab setiap masalah hidupnya selalu segera mendapat solusi.*

*Jadi...pada setiap kenakalan anak (mohon maaf)...lokasi perbaikannya...sesungguhnya bukan pada anak...melainkan pada orang tuanya si anak...*

Rabu, 24 Agustus 2016

Teaching English For Kids

Cara mengajarkan bahasa Inggris kepada anak usia dini tentu tidaklah mudah. Bukan bakat dan mahalnya kursus yang mengukur keberhasilan berbahasa Inggris anak. Diperlukan tips dan trik khusus untuk mengajarkannya.

Bahasa Inggris, seperti kita ketahui bersama adalah bahasa internasional untuk menghubungkan komunikasi global dalam berbagai ruang dan waktu. Tidak bisa kita pungkiri kehadirannya membuat hampir semua orangtua memperkenalkan bahasa Inggris pada anak-anaknya bahkan di usia dini sekalipun. Ini terlihat pada hampir semua tontonan, bacaan, media komunikasi dan apapun disekitar kita menggunakan bahasa asing, mayoritas bahasa Inggris. Namun, di Indonesia bahasa Inggris belum menjadi bahasa kedua, karena itu masih digunakan sebagai bahasa asing sebagai penunjang belajar. Tapi, sekarang ini di tingkat Sekolah Dasar sudah ada kurikulum khusus untuk bahasa Inggris. Maka, bahasa Inggris untuk anak usia dini pun terus berkembang mengikuti perkembangan bahasa mereka di tingkat selanjutnya.

Banyak orangtua yang mengaku sudah pernah mengkursuskan anaknya tetapi masih belum menemukan hasil yang diinginkan. Mereka berpendapat bahwa bahasa Inggris yang dipelajari anaknya tidak sesuai dengan kebutuhan sekolah atau menganggap anaknya tidak berbakat dalam bahasa Inggris. Biasanya mereka menginginkan proses yang cepat dan instan dalam belajar. Hal ini tidak benar sama sekali, karena bahasa Inggris membutuhkan waktu cukup lama untuk menguasai bahasa Inggris sepenuhnya. Para ahli pun sependapat bahwa tidak ada yang instan dalam belajar bahasa Inggris, karena mustahil bahasa Inggris dapat dikuasai secara cepat. Seperti kebanyakan iklan yang menjanjikan 3 jam atau 1 bulan mahir bahasa Inggris.

Berbeda dengan metode yang menanamkan persepsi bahwa bahasa Inggris sebagai life skill dan knowledge, metode ini mengutamakan long tem memory pada siswa didik. Ini biasanya diterapkan pada pengajaran bahasa Inggris untuk anak usia dini. Ada beberapa cara mengajarkan bahasa Inggris kepada anak usia dini dengan konsep long term memory yang dicapai, yaitu:
1. Penuh kesabaran dalam mengajar kepada anak usia dini. Target pengajaran yang dimaksud tidak hanya kesabaran, tapi harus fun, fresh and simple. Karena anak-anak cepat sekali bosan dengan rutinitas yang monoton, maka suasana belajar dibuat senyaman dan semenarik mungkin, juga mudah difahami anak usia dini.
2. Selalu fokus pada input bukan melulu output. Proses belajar adalah waktu yang panjang bagi anak untuk menerima berbagai pelajaran, anak-anak semakin bertambah kekuatan masa belajarnya dengan pembiasaan dan konsistensi. Maka, hasil yang didapat akan lebih optimal dibandingkan dengan belajar cepat.
3. Mengajarkan pada anak sebanyak-banyak kosakata yang mudah mereka temukan di sekitarnya, seperti binatang, kendaraan, bentuk, makanan dan minuman, buah dan sayur, keluarga dan sebagainya.
4. Gunakan media sebagai penunjang belajar anak. Buatlah suasana belajar semakin aktif dan kreatif dengan memberikan media pembantu seperti papan permainan, flashcard, atau cd interaktif yang edukatif dan searah dengan proses pembelajaran.
5. Libatkan anak untuk mengasah kemampuan mereka dalam mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Bisa menggunakan metode story telling (membaca cerita) dan membiarkan anak memahami isi cerita sesuai bahasanya, lagu dan kegiatan circle time membantu meningkatkan memori belajar anak.
6. Ungkapan sehari-sehari dalam bahasa Inggris sangat efektif melatih kemampuan mereka, guru dapat mengucapkan setiap pertemuan sebagai pembiasaan seperti “Good Morning”, “How are you ?”, “Put your shoes ont the shelf”, “Sit down please!”, dan ungkapan lain yang berupa sapaan atau perintah sederhana.
7. Ulang-ulanglah setiap kalimat agar mereka dapat mengingat pada waktu yang cukup lama. Anak usia dini lebih cepat mengingat dibanding orang dewasa, mereka akan mengingat sesuatu yang terus menerus diulang dan menjadi kebiasaan. Anak usia dini membutuhkan proses pembelajaran yang praktis, diulang dan konsisten.
8. Tidak lupa memberikan mereka reward sebagai hadiah atas prestasi dan semangatnya dalam belajar, biasanya mereka akan tertarik dan termotivasi untuk sama dengan sesama temannya dengan sebuah apresiasi dan pujian, reward biasanya berupa stiker lucu, barang-barang atau makanan ringan.

Minggu, 31 Juli 2016

6 Kriteria Tempat Penitipan Anak Yang Bagus

6 Kriteria Tempat Penitipan Anak Yang Bagus

Bekerja jadi alasan utama orang tua memikirkan tentang day care atau penitipan anak.

Bekerja jadi alasan utama orang tua memikirkan tentang day care atau penitipan anak. Sebelum Moms memasukkan anak ke salah satu day care, sebaiknya pelajari dulu atau membandingkan beberapa pilihan day care. Moms bisa bertanya-tanya dan observasi paling tidak selama 1-3 bulan.

Lalu bagaimana caranya kita bisa tahu kalau tempat penitipan anak tersebut bagus atau tidak? Moms bisa merujuk pada kriteria yang dijelaskan di babycenter.com berikut.

1. Memiliki reputasi yang bagus

Banyak yang merekomendasikan tempat penitipan anak tersebut atau menjadi salah satu yang dikenal banyak orang.

2. Mempunyai peraturan

Day care tersebut kebijakan tertulis seperti jam operasional, walaupun waktu masih bisa agak fleksibel kalau Anda telat menjemput atau mengantarnya.

3. Memiliki kurikulum

Day care yang bagus memiliki kegiatan dengan jadwal yang terstruktur seperti aktifitas kelompok dan individu, waktu makan, waktu membaca dan waktu bermain bebas.

4. Tenaga pengasuh yang berkualitas

Pengasuh yang berpengalaman atau pernah menjadi baby sitter. Tapi karyawannya harus berpendidikan dalam pendidikan anak usia dini.

5. Makanannya sehat

Jika disediakan makanan dari day care, tanyalah menunya. Apakah bervariasi dan bergizi atau itu-itu saja.

6. Tempatnya bersih dan aman

Higienitas tempat penitipan anak itu penting agar anak juga terjaga kesehatannya. Selain itu, harus ada pengawasan seperti satpam yang bertanggung jawab menjaga anak-anak agar tidak keluar masuk day care tanpa pengawasan atau sebelum mereka dijemput orang yang seharusnya menjemput.

Jadi, kalau ada day care yang sudah masuk kriteria-kriteria diatas artinya Moms sudah menemukan day care yang tepat.

Pilih Baby Sitter atau Tempat Penitipan Anak

Sebaiknya jangan terlalu paranoid dengan kejadian-kejadian ataupun berita yang pernah kita baca, dengar, dan lihat di media. Tapi bukan berarti kita tidak waspada dan hati-hati. Berpikir positif itu merupakan jalan tengah terbaik. Jika anda betul-betul tidak punya waktu untuk mengurus anak sendiri karena suami/istri bekerja, saya punya saran berikut ini:

Jika anda memutuskan untuk menggunakan babby sitter :

Sebaiknya anda mengenal dengan jelas siapa, dari mana, bagaimana perilaku babby sitter yang akan direkrut. Sebaiknya lakukan audisi sendiri dan jangan mudah percaya begitu saja dengan penjelasan formal agen baby sitter. Jika perlu lakukan pengecekan alamat yang tertera di ktp-nya, jangan pernah ambil baby sitter yang beralamat terlalu jauh dari kota anda (contoh kalo anda tinggal di Jakarta ya..sekitaran jabodetabek deh..ini akan memudahkan anda dalam pengecekan alamat tinggal-nya).
Alangkah lebih baik jika yang mengasuh anak kita adalah orang terdekat kita seperti orang tua kita atau minimal ada hubungan kerabat dekat dengan kita, dengan pilihan ini, anda sedini mungkin mengetahui dengan jelas karakter yang mengasuh anak anda.

Jika anda memutuskan untuk menggunakan jasa penitipan anak:

TPA yang keren, canggih, dan terkenal tidak menjamin anak anda nyaman berada di tempat itu. Hal utama yang harus diperhatikan adalah :
1. Pastikan terlebih dulu segala fasilitas penunjangnya, bagaimana tingkat keamanan dan kenyamanan-nya, dan lokasi-nya tidak jauh dari lokasi tempat tinggal atau tempat kerja anda.
2. Bagaimana profesionalitas pengasuh-pengasuh TPA, sempatkan waktu anda minimal satu hari berada di TPA tersebut untuk mengenal lebih jauh pengasuh TPA tersebut. Jika anda bisa mengenal secara personal dengan pengasuh-pengasuh di TPA tersebut, maka diharapkan mereka bisa memberikan perhatian extra terhadap anak kita.
3. Coba perhatikan rasio jumlah pengasuh dan anak yang diasuhnya. Jika rasio 1 banding 1 tidak mungkin, maksimal 1 banding 3 dirasa cukup.
4. Berikan informasi yang cukup mengenai kondisi terakhir anak kita sebelum dititipkan dan kebiasan-kebiasaan yang sering dilakukan kepada pihak TPA. Jangan lupa berikan nomor telepon anda yang bisa dengan cepat mereka hubungi, ini penting jika terjadi sesuatu hal dengan anak kita.

Tapi yang terpenting untuk kita ingat adalah:
ANDA BERDUALAH PENGASUH SEJATI ANAK, BUKAN ORANG LAIN. JANGAN PERNAH MEMBIARKAN ANAK LEBIH TERGANTUNG DAN LEBIH NYAMAN DENGAN ORANG LAIN SELAIN ORANG TUA-NYA. MANFAATKAN WAKTU SEMPIT ANDA UNTUK BERKOMUNIKASI SECARA INTENS DAN BERKUALIATAS DENGAN ANAK ANDA.

Semoga bisa bermanfaat. Tetaplah menjadi orang tua terbaik bagi anak-anak kita.

Salam hangat.

Kamis, 23 Juni 2016

Hidari 6 Kesalahan Memberi Makanan Untuk Bayi

HINDARI 6 KESALAHAN MEMBERI MAKANAN UNTUK BAYI

Tak terasa si kecil sudah memasuki usia 6 bulan, ibu dan ayah harus mulai mempertimbangkan untuk memberikan makanan untuk bayi sebagai makanan pendamping ASI. Apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan makanan untuk bayi?

Kesalahan-kesalahan dalam memberi makanan untuk bayi:

1. Terlalu cepat memberikan makanan pendamping ASI
Masih banyak terjadi bayi dibawah usia 3 (tiga) bulan sudah diberikan makanan pendamping ASI, seperti pisang dan pepaya. Biasanya orangtua beranggapan karena bayi tidak cukup kenyang hanya dengan meminum ASI, juga dikarenakan dahulu ketika masih kecil, ayah atau bunda juga diberikan makanan pendamping ASI seperti pisang sejak usia 1 bulan dan sekarang terbukti baik-baik saja. Padahal memberikan makanan pendamping terlalu cepat dapat menyebabkan dampak negatif pada bayi, antara lain:

a. gangguan sistem serap makanan karena saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna
b. bayi dapat tersedak, karena belum bisa mengunyah dan menelan dengan baik, Makanan tersebut dapat menutupi saluran pernafasan, hingga bayi menjadi kesulitan bernafas, yang dapat megakibatkan kematian
c. Invaginasi yaitu masuknya usus bagian atas ke dalam usus bagian bawah, yang menyebabkan perut bayi menjadi sakit terus menerus dan menjadi sulit makan, hal ini dibutuhkan pertolongan segera karena dapat menyebabkan kematian pada bayi.
d. Memberikan kontak kepada alergi menjadi lebih cepat juga, sehingga respon alergi pada bayi menjadi lebih sering.

2. Susu terus menerus
Sebaliknya ketika sudah saatnya untuk diberikan makanan pendamping ASI, tapi ayah atau bunda terus memberikannya dengan susu dengan alasan bayi tidak mau makan. Hal ini menyebabkan kecukupan gizi untuk bayi tidak dapat dipenuhi. Bayi juga harus mulai untuk belajar mengunyah dan menelan ketika memasuki usia 6 bulan.

3. Memberikan vitamin
Karena ingin bayi lahap makan, orangtua langsung memberikan vitamin pada si kecil. Orangtua harus mengerti pemberian vitamin memang tidak dilarang tapi hanya diberikan dalam kondisi tertentu, seperti baru sembuh dari sakit atau sedang dirawat di rumah sakit. Kebanyakan vitamin justru akan membuat bayi menjadi diare.

4. Memberikan telur mentah
Banyak keyakinan bahwa telur mentah akan memberikan daya tahan pada bayi. Padahal justru sebaliknya, karena bisa saja telur sudah terkontaminasi dengan virus.

5. Ketidakseimbangan Gizi
Karena si kecil sangat menyukai bubur, maka orangtua memberikan menu yang itu-itu terus tanpa variasi. Padahal keseimbangan antara karbohidrat, lemak, protein buah dan sayuran harus seimbang. Dan biarkan si kecul merasakan variasi makan sehingga dapat mengenal berbagai rasa dan tekstur makanan.

6. Tidak bersih
Hati-hati! Daya tahan tubuh bayi lebih rentan. Mereka memerlukan alat makan yang bersih sehingga saluran pencernaan bayi tidak terganggu. Bila kebersihan alat makanan untuk bayi tidak terjaga, besar kemungkinan bayi akan mudah terkena diare.

Memang diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam memperkenalkan dan memberikan makanan untuk bayi, apalagi kebiasaan bayi ‘melepeh‘ di awal perkenalannya dengan makanan padat. Hal ini sangat wajar, karena selama menyusus bayi mempunyai reflek ekstrusi, yaitu memasukkan dan menjulurkan lidahnya. Maka saat makanan diberikan bayi akan reflek menjulurkan lidahnya saat makanan berada di ujung lidahnya yang mengakibatkan makanan menjadi keluar. Padahal bayi berniat untuk menelannya dengan menjulurkan lidahnya menurut kebiasaannya menyusu. Dan keahliannya menelan akan semakin mahir dari waktu ke waktu.

sumber: http://id.theasianparent.com/