Rabu, 22 Juni 2016

Perlukah Anak Tidur Siang

PERLUKAH ANAK TIDUR SIANG?

Pada prinsipnya tidur sangat penting bagi anak. Saat tidur terjadi pelepasan beberapa hormon. Di antaranya hormon pertumbuhan (growth hormone), hingga anak akan tumbuh dengan baik. Saat tidur malam yang lebih panjang, hormon yang dikeluarkan pun lebih banyak. Sementara tidur siang yang biasa disebut nap sangat berguna untuk mengembalikan energi anak setelah sejak pagi beraktivitas. Dengan cadangan energi yang cukup, ia diharapkan bisa menyerap stimulasi yang diberikan secara lebih baik. Tidur siang bagi anak bermanfaat memberi kesempatan tubuh mendapat energi baru yang penting untuk perkembangan anak. Sementara dari sisi psikologis, tidur siang mengajarkan cara mengelola waktu. Dalam hal ini, mengajarkan disiplin.

Namun, aktivitas yang kian bervariasi serta rasa ingin tahu yang semakin kuat memang biasanya akan memangkas frekuensi tidur siang anak-anak di atas usia 18 bulan. Jika biasanya dia tidur siang dua kali, maka kini dia sudah merasa cukup segar dengan tidur siang sekali saja. Tetapi, meski jam tidur paginya terlewatkan, anak masih tetap membutuhkan tidur siang supaya bisa tetap terjaga tanpa rewel hingga jam makan malam tiba.

Jatah tidur siang ini biasanya masih terus bertahan hingga anak memasuki usia taman kanak-kanak. Pada umur 4 tahun nanti, hanya sekitar 50% anak-anak yang masih rutin tidur siang dan kira-kira 30% anak-anak saja yang masih membutuhkan tidur siang pada usia 5 tahun. Tetapi, setiap anak-anak berbeda, Ma. Bahkan ketika mereka remaja kelak, masih ada saja anak yang membutuhkan jam tidur siang rutin.

Kalau Mama masih khawatir anak kurang istirahat, maka perhatikan saja jumlah jam tidurnya selama 24 jam. Para pakar sepakat bahwa kebutuhan tidur batita adalah 12 – 14 jam per hari. Jadi, jika anak pergi tidur pada pukul 8 malam dan baru bangun pada pukul 8 keesokan paginya, maka dia sudah mencukupi kebutuhan tidurnya dalam satu hari—meski tanpa tidur siang.

Namun angka ini bukan patokan mati karena porsi kebutuhan tidur setiap anak tak sama. Jika ia terbiasa cuma tidur 8 jam, oke-oke saja, kok. Jumlah kebutuhan tidur ini pun masih dibagi menjadi tidur siang dan tidur malam. Tidur siang relatif singkat, cukup 1-2 jam. "Kalau terlalu lama tidur siang, besar kemungkinan malam harinya malah enggak bisa tidur dan jadi masalah buat si anak maupun orangtuanya," ujar dr. Tjhin Wiguna, SpKJ., dari RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Seiring dengan bertambahnya usia anak, jumlah jam tidurnya semakin kurang. Kebutuhannya pun berkurang jadi 9-10 jam dalam sehari. Berarti, tidur siangnya berkurang. "Selepas batita, tidur siang bukan keharusan asal jumlah tidur malamnya tetap."

Agar mendapat waktu istirahat cukup, sebaiknya anak rutin tidur siang. Anak Anda sulit diajak tidur siang? Ini triknya!

- Ajak anak tidur siang di tempat yang sama seperti ketika dia pergi tidur di malam hari. Dengan begitu, ia akan mengasosiasikan tempat tersebut dengan ”tidur”, tidak dengan aktivitas lainnya.

- Tetapkan jam tidur siang yang sama setiap harinya, seperti juga jam tidur malam untuk anak. Ini berguna agar tubuhnya (dan alam bawah sadarnya), terbiasa mengikuti rutinitas harian yang Anda bentuk tersebut.

- Ciptakan rutinitas menjelang tidur. Misalnya, mengganti baju bermain anak dengan piyama, memutar CD musik instrumental, dan menutup tirai di dalam kamarnya. Mengikuti rutinitas ini, tubuh anak pun akan mulai relaks secara berangsur.

- Jika anak melakukan terlalu banyak kegiatan pada siang harinya sehingga tidak sempat tidur siang, maka kompensasikan kekurangan jam tidur ini pada malam harinya.

Menurut dr. Tjhin Wiguna, SpKJ., setiap individu punya jam biologis (biological clock) dan pembiasaan semacam itu akan memudahkan anak "menyetel" jam biologisnya. "Kalau sudah terbiasa, tanpa disuruh pun ia akan pergi tidur dengan sendirinya." Kenalkan anak pada ritual tertentu menjelang tidur. Semisal, setelah makan siang sekitar jam 12.00, ajak anak masuk ke kamar. Jika belum mau tidur, biarkan ia ber main asalkan di kamar. "Usahakan permainan yang tidak menguras energi. Yang ringan saja seperti membacakannya buku cerita, setel musik yang tenang, dan jangan ngobrol yang tak jelas ujung pangkalnya. Bisa juga memberinya air putih. Segelas susu hangat sebelum tidur juga bisa membantu anak menenangkan diri. Lama-lama ia akan tidur sendiri, kok."

sumber:
www.parenting.co.id
www.tabloid-nakita.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar