Minggu, 29 Mei 2016

SENTILAN-SENTILUN  'POLITIK'  KYAI HASAN

SENTILAN-SENTILUN  'POLITIK'  KYAI HASAN

Catatan Dari Istiqlal

Dalam berbagai kesempatan pertemuan di Pondok Gontor, Pak Kyai Abdullah Syukri sering mengingatkan para santri untuk tidak buta politik, dengan mengutip pesan M. Natsir kepada K.H. Imam Zarkasyi berikut ini.

"Seorang kyai itu harus tahu politik, tetapi tidak boleh berpolitik praktis".

Pesan tersebut tetap dijaga sampai sekarang. Oleh karena itu Pimpinan Gontor tidak pernah berpolitik praktis. Inilah yang membedakan Pondok Gontor dengan pondok pesantren lain.

Mengapa Gontor tidak berpolitik praktis? Sebab Pondok Gontor lebih mementingkan kepentingan umat daripada kepentingan pihak (partai) tertentu. Artinya, Pondok Gontor tidak akan berafiliasi kepada partai, ormas, atau golongan tertentu. Hal ini sejalan dengan falsafah "Pondok Modern Gontor di atas dan untuk semua golongan".

Selain itu Pak Kyai Syukri juga sering mengatakan bahwa pendidikan merupakan politik tingkat tinggi.Artinya, Pondok Gontor yg tetap istiqamah dng sistem pendidikan yg ada, telah berpolitik tingkat tinggi.

K.H. Hasan Abdullah Sahal, dalam acara sujud syukur 90 tahun Pondok Gontor di Masjid Istiqlal, Sabtu (28/5/2016), memberikan sentilah politik yang sangat dalam maknanya, sebagaimana ditulis oleh alumni dengan inisial ARB.

"Sejelek-jelek Muslim, senakal-nakal Muslim, walau pun masuk penjara, akhirnya pasti masuk surga juga.Sebaliknya, Seadil-adil kafir, sebaik-baik kafir, pasti akhirnya akan masuk neraka", ucap Kyai Hasan.

Waktu kita memilih di bilik TPS, tambahnya, maka Malaikat akan mencatat kita memilih kafir atau memilih orang Islam dan ini akan dilaporkan oleh Malaikat kepada Allah Azza wa jalla.

Nah, pembaca sudah bisa menyimpulkan sendiri, apa maksud sentilan-sentilun Kyai Hasan tersebut.

Semoga kyaiku senantiasa diberi kesehatan lahir dan batin, kekuatan lahir dan batin dan umur berkah dan bermanfaat. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar